Sejenak.. kata ‘pernikahan’ melekat erat di benakku.. Dan beberapa definisi pernikahan terngiang di telingaku..
Ada yg bilang.. pernikahan itu adalah peristiwa sakral yg mampu merubah haram menjadi halal.. pernikahan adalah ending dri sebuah perjalanan cinta.. Ada juga yg bilang.. bahwa pernikahan adalah awal kita belajar untuk mengarungi mahligai rumah tangga bersama orang yg kita cinta..
Namun ada kisah nyata yg menarik gan.. yg mungkin akan merubah sudut pandangmu tentang makna “pernikahan”.. Ini adalalah kisah tentang Bapak Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia..
Di usia yang sudah senja, yakni 58 tahun, kesehariannya disibukkan dgn merawat sang istri tercinta yg sakit sejak melahirkan si bungsu.. Setelah istrinya melahirkan anak keempat itu.. tiba tiba kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan.. Dan setelah 2 tahun berjalan menginjak tahun ketiga, seluruh tubuh semakin melemah hingga kelumpuhan totalpun terjadi.
Dan sejak hari itu, Pak Suyatno selalu memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ketempat tidur dgn tanganya sendiri.. Sebelum berangkat kerja, beliau meletakkan istrinya di depan TV agar dia tak merasa kesepian.. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi hatinya begitu bahagia ketika melihat istrinya tersenyum..
Disiang hari, beliau selalu menyempatkan diri untuk pulang menyuapi istrinya makan.. (kebetulan sih.. rumahnya tak begitu jauh dri kantornya..) Dan ketika sore pulang kerja beliau memandikan, mengganti pakaian dan menyuapi sang istri tercinta.. Sesuai sholat maghrib, beliau selalu mememani sang istri nonton TV dan berbagi cerita tentang apa yg terjadi seharian di kantor.. (meskipun tak bisa bicara.. namun terkadang senyum bahagia terlintas di bibirnya.. melihat sang suami yg tak pernah berubah.. walaupun dgn keadaanya yg sekarang..)
Rutinitas ini ia lakukan selama 25 tahun sambil membesarkan 4 buah hati.. yg sekarang sudah menikah dan tinggal bersama keluarga masing masing kecuali si bungsu yg masih duduk di bangku kuliah.. Seorang diri beliau merawat sang istri tanpa memperbolehkan anak2nya merawat ibunya dgn maksud tujuan agar mereka fokus terhadap kuliahnya, karirnya ataupun keluarganya masing2.. tanpa harus dibebani dgn merawat sang ibu..
Suatu hari keempat anaknya berkumpul di rumah Pak Suyatno.. Dengan hati hati tanpa maksud melukai hati sang ayah, si sulung pun berkata.. ”Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak... Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2.. “Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi.. kami rasa ibupun akan mengijinkannya.. kapan bapak menikmati masa tua bapak..?? dengan berkorban seperti ini kami suda tidak tega melihat bapak.. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Dan jawaban sang ayah begitu mengejutkan gan.. Sebuah jawaban yg bijaksana dgn landasan cinta dan kasih sayang..
Pak Suyatno dgn lembutnya berkata.. “Anak2ku.. Jika pernikahan dan hidup didunia ini hanya untuk nafsu.. mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup.. karna dia telah melahirkan kalian..
Kau tau anakku.. Kalian adalah anugerah yg selalu kurindukan dengan penuh cinta untuk hadir didunia ini.. Kalian adalah yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia.. Apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang?? kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan untuk dirawat oleh orang lain?? Lantas bagaimana dengan ibumu yg masih sakit??”
Sejenak tangis harupun meledak diantara mereka.. Dan butiran air matapun terlihat berjatuhan dipelupuk mata ibu Suyatno.. Dengan pilu ditatapnya suami yg sangat ia cintai..
Dan suatu ketika.. Cerita hebat itupun ditayangkan ditelevisi.. Bapak Suyatno diundang sebagai narasumber di acara Kick Andy Metro TV.. Di acara itu, Andy F Noya selaku pembawa acara mengajukan pertanyaan.. Kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio.. Kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru..
Lagi lagi.. jawaban bijaksanapun terlontar dri bibir beliau..
“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam pernikahannya.. tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) semua itu adalah kesia-siaan..
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya.. Sewaktu dia sehat dia begitu sabar merawat saya.. mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata.. dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama… Dan inilah ujian bagi saya.. apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya atau tidak??
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit..”
Ada yg bilang.. pernikahan itu adalah peristiwa sakral yg mampu merubah haram menjadi halal.. pernikahan adalah ending dri sebuah perjalanan cinta.. Ada juga yg bilang.. bahwa pernikahan adalah awal kita belajar untuk mengarungi mahligai rumah tangga bersama orang yg kita cinta..
Namun ada kisah nyata yg menarik gan.. yg mungkin akan merubah sudut pandangmu tentang makna “pernikahan”.. Ini adalalah kisah tentang Bapak Eko Pratomo Suyatno, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia..
Di usia yang sudah senja, yakni 58 tahun, kesehariannya disibukkan dgn merawat sang istri tercinta yg sakit sejak melahirkan si bungsu.. Setelah istrinya melahirkan anak keempat itu.. tiba tiba kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan.. Dan setelah 2 tahun berjalan menginjak tahun ketiga, seluruh tubuh semakin melemah hingga kelumpuhan totalpun terjadi.
Dan sejak hari itu, Pak Suyatno selalu memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ketempat tidur dgn tanganya sendiri.. Sebelum berangkat kerja, beliau meletakkan istrinya di depan TV agar dia tak merasa kesepian.. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi hatinya begitu bahagia ketika melihat istrinya tersenyum..
Disiang hari, beliau selalu menyempatkan diri untuk pulang menyuapi istrinya makan.. (kebetulan sih.. rumahnya tak begitu jauh dri kantornya..) Dan ketika sore pulang kerja beliau memandikan, mengganti pakaian dan menyuapi sang istri tercinta.. Sesuai sholat maghrib, beliau selalu mememani sang istri nonton TV dan berbagi cerita tentang apa yg terjadi seharian di kantor.. (meskipun tak bisa bicara.. namun terkadang senyum bahagia terlintas di bibirnya.. melihat sang suami yg tak pernah berubah.. walaupun dgn keadaanya yg sekarang..)
Rutinitas ini ia lakukan selama 25 tahun sambil membesarkan 4 buah hati.. yg sekarang sudah menikah dan tinggal bersama keluarga masing masing kecuali si bungsu yg masih duduk di bangku kuliah.. Seorang diri beliau merawat sang istri tanpa memperbolehkan anak2nya merawat ibunya dgn maksud tujuan agar mereka fokus terhadap kuliahnya, karirnya ataupun keluarganya masing2.. tanpa harus dibebani dgn merawat sang ibu..
Suatu hari keempat anaknya berkumpul di rumah Pak Suyatno.. Dengan hati hati tanpa maksud melukai hati sang ayah, si sulung pun berkata.. ”Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak... Bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2.. “Sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi.. kami rasa ibupun akan mengijinkannya.. kapan bapak menikmati masa tua bapak..?? dengan berkorban seperti ini kami suda tidak tega melihat bapak.. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.
Dan jawaban sang ayah begitu mengejutkan gan.. Sebuah jawaban yg bijaksana dgn landasan cinta dan kasih sayang..
Pak Suyatno dgn lembutnya berkata.. “Anak2ku.. Jika pernikahan dan hidup didunia ini hanya untuk nafsu.. mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup.. karna dia telah melahirkan kalian..
Kau tau anakku.. Kalian adalah anugerah yg selalu kurindukan dengan penuh cinta untuk hadir didunia ini.. Kalian adalah yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.
Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?? Kalian menginginkan bapak bahagia.. Apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang?? kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan untuk dirawat oleh orang lain?? Lantas bagaimana dengan ibumu yg masih sakit??”
Sejenak tangis harupun meledak diantara mereka.. Dan butiran air matapun terlihat berjatuhan dipelupuk mata ibu Suyatno.. Dengan pilu ditatapnya suami yg sangat ia cintai..
Dan suatu ketika.. Cerita hebat itupun ditayangkan ditelevisi.. Bapak Suyatno diundang sebagai narasumber di acara Kick Andy Metro TV.. Di acara itu, Andy F Noya selaku pembawa acara mengajukan pertanyaan.. Kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio.. Kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru..
Lagi lagi.. jawaban bijaksanapun terlontar dri bibir beliau..
“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam pernikahannya.. tetapi tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian) semua itu adalah kesia-siaan..
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya.. Sewaktu dia sehat dia begitu sabar merawat saya.. mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata.. dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2.. Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama… Dan inilah ujian bagi saya.. apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya atau tidak??
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit..”
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hmm.. Sebuah kisah yg mengharukan gan.. Sebuah perjuangan atas nama cinta berlandaskan janji suci ikrar setia.. yang disebut pernikahan..
Memang setiap orang pasti punya definisi tersendiri tentang "pernikahan".. Kalianpun pasti juga sudah punya jawaban tersendiri tentang arti pernikahan..
Dan menurutku, “pernikahan adalah sebuah awal keterikatan”.. (entah terikat dgn kesetiaan.. terikat dgn satu cinta.. terikat dengan janji suci.. terikat dgn berbagai kewajiban.. dan terikat dgn norma sosial agama yg ada..)
(By Haydar Ali).
Memang setiap orang pasti punya definisi tersendiri tentang "pernikahan".. Kalianpun pasti juga sudah punya jawaban tersendiri tentang arti pernikahan..
Dan menurutku, “pernikahan adalah sebuah awal keterikatan”.. (entah terikat dgn kesetiaan.. terikat dgn satu cinta.. terikat dengan janji suci.. terikat dgn berbagai kewajiban.. dan terikat dgn norma sosial agama yg ada..)
(By Haydar Ali).